Buat teman-teman yang kurang bangga jadi warga Indonesia dan selalu membanggakan budaya dari barat, sehingga kurang percaya
diri coba baca artikel ini dari beberapa sumber Ternyata Indonesia jadi sumber Peradaban Dunia.....;
1. Bangsa yang unggul
Tentang peradaban Jawa (Peradaban Atlantis) dikaitkan dengan kiprah Bani
Israel, ada fakta yang menarik apabila Anda berkunjung ke situs resmi Israel,
misalnya di Kantor Perdana Menteri Israel dan Kantor Kedubes Israel di seluruh
dunia terpampang nama Ibukota Israel : JAVA TEL AVIV / JAWA TEL AVIV, dan
MAHKOTA RABBI YAHUDI yang menjadi imam Sinagog memakai gambar RUMAH JOGLO JAWA.
Dengan demikian apakah Bani Israel merasa menjadi keturunan Jawa? Yang disebut
Jawa adalah seluruh Etnik Nusantara yang dulunya penghuni Benua Atlantis
sebelum dikirim banjir besar – banjir Nabi Nuh AS – oleh Allah SWT. Setelah
banjir besar, benua ini pecah menjadi 17.000 pulau yang sekarang disebut
Indonesia. Hanya beberapa etnik yang masih tersisa, selebihnya menjadi cikal
bakal bangsa-bangsa di dunia, antara lain bangsa India, Cina (termasuk Jepang,
korea, mongol), Eropa, Israel, Arab, dan Indian (silahkan baca hasil penelitian
Prof. Santos selama 30 tahun tentang Benua Atlantis terbitan Gramedia).
Dalam bahasa Jawi Kuno, arti Jawa adalah benar, moral atau akhlaq. Maka dalam
percakapan sehari-hari apabila dikatakan seseorang bahwa ia “ora jowo” berarti
“tidak punya akhlaq atau tidak punya sopan santun”. Sebutan jawa ini sejak
dulunya dipakai untuk menyebut keseluruhan wilayah Nusantara. Penyebutan
etni-etnik sebagaimana berlaku saat ini adalah hasil taktik politik de vide et
impera para penjajah. Sejak zaman Benua Atlantis, Jawa memang menjadi pusat
peradaban karena dari bukti-bukti fosil manusia purba tertua di seluruh dunia
sebanyak 6 jenis fosil, 4 diantaranya ditemukan di Jawa.
Menurut “mitologi jawa” yang telah menjadi cerita turun temurun, bahwa asal
usul bangsa Jawa adalah keturunan BRAHMA DAN DEWI SARASWATI dimana salah satu
keturunannya yang sangat terkenal dikalangan Guru Hindustan (India) dan Guru
Budha (Cina) adalah Bethara Guru Janabadra yang mengajarkan “ILMU KEJAWEN”.
Sejatinya “Ilmu Kejawen” adalah “Ilmu Akhlaq” yang diajarkan Nabi Ibrahim AS
yang disebut dalam Al-Qur’an “Millatu Ibrahim” dan disempurnakan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam wujud Al-Qur’an dengan “BAHASA ASLI (ARAB)”, dengan
pernyataannya “tidaklah aku diutus, kecuali menyempurnakan akhlaq”.
Dalam buku kisah perjalanan Guru Hindustan di India maupun Guru Buddha di Cina,
mereka menyatakan sama-sama belajar “Ilmu Kejawen” kepada Guru Janabadra dan
mengembangkan “Ilmu Kejawen” ini dengan nama sesuai dengan asal mereka
masing-masing, di India mereka namakan sebagai “Ajaran Hindu”, di Cina mereka
namakan “Ajaran Buddha”. Dalam sebuah riset terhadap kitab suci Hindu, Buddha
dan Al-Qur’an, ternyata tokoh BRAHMA sebenarnya adalah NABI IBRAHIM AS, sedang
DEWI SARASWATI adalah DEWI SARAH yang menurunkan bangsa-bangsa selain ARAB.
Bukti lain bahwa Ajaran Buddha berasal dari Jawa adalah adanya prasasti yang
ditemukan di Cand-candi Buddha di Thailand maupun Kamboja yang menyatakan bahwa
candi-candi tersebut dibangun dengan mendatangkan arsitek dan tukang-tukang
dari Jawa, karena memang waktu itu orang Jawa dikenal sebagai bangsa tukang
yang telah berhasil membangun “CANDI BOROBUDUR” sebagai salah satu keajaiban
dunia.
Penjelasan ILMIAH
tentang BOROBUDUR
berupa VIDEO
Ternyata berdasarkan hasil riset Lembaga Studi Islam dan Kepurbakalaan yang
dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah,
bahwa sebenarnya “CANDI BOROBUDUR” adalah bangunan yang dibangun oleh “TENTARA
NABI SULAIMAN” termasuk didalamnya dari kalangan bangsa Jin dan Setan yang
disebut dalam Al-Qur’an sebagai “ARSY RATU SABA”, sejatinya PRINCE OF SABA atau
“RATU BALQIS” adalah “RATU BOKO” yang sangat terkenal dikalangan masyarakat
Jawa. Sementara patung-patung di Candi Borobudur yang selama ini dikenal
sebagai patung Buddha, sejatinya adalah patung model bidadara dalam surga yang
menjadikan Nabi Sulaiman AS sebagai model dan berambut keriting. Dalam
literatur Bani Israel dan Barat, bangsa Yahudi dikenal sebagai bangsa tukang
dan berambut keriting, tetapi faktanya justru Suku Jawa yang menjadi bangsa
tukang dan berambut keriting (perhatikan patung Nabi Sulaiman AS di Candi
Borobudur).
Hasil riset tersebut juga menyimpulkan bahwa “SUKU JAWA” disebut juga sebagai “BANI LUKMAN”, karena menurut karakternya suku tersebut sesuai dengan ajaran-ajaran LUKMANUL HAKIM, sebagaimana tertera dalam Al-Qur’an. Perlu diketahui bahwa satu-satunya nabi yang termaktub dalam Al-Qur’an, yang menggunakan nama depan SU hanya Nabi Sulaiman AS dan negeri yang beliau wariskan ternyata diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU yaitu Sukarno, Suharto, dan Susilo serta meninggalkan negeri bernama SLEMAN di Jawa Tengah.
Nabi Sulaiman AS mewarisi kerajaan dari Nabi Daud AS yang dikatakan di dalam Al-Qur’an dijadikan sebagai Khalifah di Bumi (menjadi Penguasa Dunia dengan Benua Atlantis sebagai Pusat Peradabannya), Nabi Daud AS juga dikatakan raja yang mampu menaklukkan besi (membuat senjata dan gamelan dengan tangan, beliau juga bersuara merdu) dan juga menaklukkan gunung hingga dikenal sebagai Raja Gunung. Di Nusantara, yang dikenal sebagai Raja Gunung adalah “SYAILENDRA”, menurut Dr. Daoed Yoesoef nama Syailendra berasal dari kata saila dan indra, saila = gunung dan indra = raja.
Jadi sebenarnya Bani Israel yang sekarang menjajah Palestina bukan keturunan Israel asli yang hanya terdiri dari 12 suku, tapi mereka menamakan diri suku ke 13 yaitu Suku Khazar (yang asalnya dari Asia Tengah) hasil perkawinan campur Bani Israel yang mengalami diaspora dengan penduduk lokal, posisi suku Khazar ini mayoritas di seluruh dunia. Sedang Yahudi asli (bani Israel) telah menghilang yang dikenal sebagai suku-suku yang hilang “The Lost Tribes” yang mana mereka pergi ke timur dan banyak yang menuju ke “THE PROMISED LAND” yaitu Indonesia. Wallahu`alam.
2. Bukti pendukung kejayaan peradaban
Masa lampau Indonesia sangat kaya raya. Ini dibuktikan oleh informasi dari
berbagai sumber kuno. Kali ini kami akan membahas kekayaan tiap pulau yang ada
di Indonesia. Pulau-pulau itu akan kami sebutkan menjadi tujuh bagian besar
yaitu Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda kecil, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan
Maluku, dan Papua.
Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Swarnadwipa (“pulau emas”) atau Swarnabhumi (“tanah emas”). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Sumatera juga dikenal sebagai pulau Andalas.
Pada masa Dinasti ke-18 Fir’aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339 SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu Tua – daerah Tapanuli) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir’aun Mesir kuno.
Di samping Barus, di Sumatera terdapat juga kerajaan kuno lainnya. Sebuah
manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara kota
Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang
dinamakan Ophir. Kemungkinan Ophir berada di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat
terdapat gunung Ophir. Gunung Ophir (dikenal juga dengan nama G. Talamau)
merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera Barat, yang terdapat di
daerah Pasaman. Kabarnya kawasan emas di Sumatera yang terbesar terdapat di
Kerajaan Minangkabau. Menurut sumber kuno, dalam kerajaan itu terdapat
pegunungan yang tinggi dan mengandung emas. Konon pusat Kerajaan Minangkabau
terletak di tengah-tengah galian emas. Emas-emas yang dihasilkan kemudian
diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus,
Barus, dan Pedir. Di Pulau Sumatera juga berdiri Kerajaan Srivijaya yang
kemudian berkembang menjadi Kerajaan besar pertama di Nusantara yang memiliki
pengaruh hingga ke Thailand dan Kamboja di utara, hingga Maluku di timur.
Kini kekayaan mineral yang dikandung pulau Sumatera banyak ditambang. Banyak jenis mineral yang terdapat di Pulau Sumatera selain emas. Sumatera memiliki berbagai bahan tambang, seperti batu bara, emas, dan timah hitam. Bukan tidak mungkin sebenarnya bahan tambang seperti emas dan lain-lain banyak yang belum ditemukan di Pulau Sumatera. Beberapa orang yakin sebenarnya Pulau Sumatera banyak mengandung emas selain dari apa yang ditemukan sekarang. Jika itu benar maka Pulau Sumatera akan dikenal sebagai pulau emas kembali.
Dahulu Pulau Jawa dikenal dengan nama Jawa Dwipa. Jawa Dwipa berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “Pulau Padi” dan disebut dalam epik Hindu Ramayana. Epik itu mengatakan “Jawadwipa” dihiasi tujuh kerajaan, Pulau Emas dan perak, kaya dengan tambang emas”, sebagai salah satu bagian paling jauh di bumi. Ahli geografi Yunani, Ptolomeus juga menulis tentang adanya “Negeri Emas” dan “Negeri Perak” dan pulau-pulau, antara lain pulau “Iabadiu” yang berarti “Pulau Padi”.
Ptolomeus menyebutkan di ujung barat Iabadiou (Jawadwipa) terletak Argyre (kotaperak). Kota Perak itu kemungkinan besar adalah kerajaan Sunda kuno, Salakanagara yang terletak di barat Pulau Jawa. Salakanagara dalam sejarah Sunda (Wangsakerta) disebut juga Rajatapura. Salaka diartikan perak sedangkan nagara sama dengan kota, sehingga Salakanagara banyak ditafsirkan sebagai Kota perak.
Di Pulau Jawa ini juga berdiri kerajaan besar Majapahit. Majapahit tercatat sebagai kerajaan terbesar di Nusantara yang berhasil menyatukan kepulauan Nusantara meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina. Dalam catatan Wang Ta-yuan, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan kunjungan biarawan Roma tahun 1321, Odorico da Pordenone, menyebutkan bahwa istana Raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.
Menurut banyak pakar, pulau tersubur di dunia adalah Pulau Jawa. Hal ini masuk akal, karena Pulau Jawa mempunyai konsentrasi gunung berapi yang sangat tinggi. Banyak gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa sangat subur dengan kandungan nutrisi yang di perlukan oleh tanaman.
Raffles pengarang buku: The History of Java merasa takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini.”
Kini pulau Jawa memasok 53 persen dari kebutuhan pangan Indonesia. Pertanian padi banyak terdapat di Pulau Jawa karena memiliki kesuburan yang luar biasa. Pulau Jawa dikatakan sebagai lumbung beras Indonesia. Jawa juga terkenal dengan kopinya yang disebut kopi Jawa. Curah hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa sangat pas untuk budidaya kopi. Jauh lebih baik dari kopi Amerika Latin ataupun Afrika.
Hasil pertanian pangan lainnya berupa sayur-sayuran dan buah-buahan juga benyak terdapat di Jawa, misalnya kacang tanah, kacang hijau, daun bawang, bawang merah, kentang, kubis, lobak, petsai, kacang panjang, wortel, buncis, bayam, ketimun, cabe, terong, labu siam, kacang merah, tomat, alpokat, jeruk, durian, duku, jambu biji, jambu air, jambu bol, nenas, mangga, pepaya, pisang, sawo, salak,apel, anggur serta rambutan. Bahkan di Jawa kini dicoba untuk ditanam gandum dan pohon kurma. Bukan tidak mungkin jika lahan di Pulau Jawa dipakai dan diolah secara maksimal untuk pertanian maka Pulau Jawa bisa sangat kaya hanya dari hasil pertanian.
Ptolemaeus menyebutkan, ada tiga buah pulau yang dinamai Sunda yang terletak di sebelah timur India. Berdasarkan informasi itu kemudian ahli-ahli ilmu bumi Eropa menggunakan kata Sunda untuk menamai wilayah dan beberapa pulau di timur India. Sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor.
Daerah Kepulauan Sunda kecil ini dikenal sebagai daerah wisata karena keindahan alamnya yang menakjubkan. Sejak dulu telah ada yang berwisata ke daerah ini. Perjalanan Rsi Markandiya sekitar abad 8 dari Jawa ke Bali, telah melakukan perjalanan wisata dengan membawa misi-misi keagaman. Demikian pula Empu Kuturan yang mengembangkan konsep Tri Sakti di Bali datang sekitar abad 11. Pada tahun 1920 wisatawan dari Eropa mulai datang ke Bali. Bali di Eropa dikenal juga sebagai the Island of God.
Di Tempat lain di Kepulauan Sunda Kecil tepatnya di daerah Nusa Tenggara Barat dikenal dari hasil ternaknya berupa kuda, sapi, dan kerbau. Kuda Nusa tenggara sudah dikenal dunia sejak ratusan tahun silam. Abad 13 M Nusa Tenggara Barat telah mengirim kuda-kuda ke Pulau Jawa. Nusa Tenggara Barat juga dikenal sebagai tempat pariwisata raja-raja. Raja-raja dari kerajaan Bali membangun Taman Narmada pada tahun 1727 M di daerah Pulau Lombok untuk melepas kepenatan sesaat dari rutinitas di kerajaan.
Daerah Sunda Kecil yang tidak kalah kayanya adalah Nusa Tenggara Timur, karena
di daerah ini terdapat kayu cendana yang sangat berharga. Cendana adalah
tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Cendana
dari Nusa Tenggara Timur telah diperdagangkan sejak awal abad masehi. Sejak
awal abad masehi, banyak pedagang dari wilayah Indonesia bagian barat dan Cina
berlayar ke berbagai wilayah penghasil cendana di Nusa Tenggara Timur terutama
Pulau Sumba dan Pulau Timor. Konon Nabi Sulaiman memakai cendana untuk membuat
tiang-tiang dalam bait Sulaiman, dan untuk alat musik. Nabi Sulaiman mengimpor
kayu ini dari tempat-tempat yang jauh yang kemungkinan cendana tersebut berasal
dari Nusa Tenggara Timur.
Kini Kepulauan Sunda kecil ini merupakan tempat pariwisata yang terkenal di
dunia. Bali merupakan pulau terindah di dunia. Lombok juga merupakan salah satu
tempat terindah di dunia. Sementara itu di Nusa tenggara Timur terdapat Pulau
yang dihuni binatang purba satu-satunya di dunia yang masih hidup yaitu komodo.
Kepulauan Sunda kecil merupakan tempat yang misterius dan sangat menawan.
Kepulauan ini bisa mendapat banyak kekayaan para pelancong dari seluruh dunia
jika dikelola secara maksimal.
D. Kalimantan – Pulau lumbung energi
Dahulu nama pulau terbesar ketiga di dunia ini adalah Warunadwipa yang artinya Pulau Dewa Laut. Kalimantan dalam berita-berita China (T’ai p’ing huan yu chi) disebut dengan istilah Chin li p’i shih. Nusa Kencana” adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno. Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P’ulo Chung). Borneo adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda.
Pada zaman dulu pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan di Pulau ini.
Kini Pulau Kalimantan merupakan salah satu lumbung sumberdaya alam di Indonesia
memiliki beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber energi,
diantaranya adalah batubara, minyak, gas dan geothermal. Hutan Kalimantan
mengandung gambut yang dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk
pembangkit listrik maupun pemanas sebagai pengganti batu bara. Yang luar biasa
ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium yang bisa dipakai untuk
pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga memiliki
potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi botani atau terbaharui.
Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit. Pulau Kalimantan
memang sangat kaya.
E. Sulawesi – Pulau besi
Orang Arab menyebut Sulawesi dengan nama Sholibis. Orang Belanda menyebut pulau
ini dengan nama Celebes. Pulau ini telah dihuni oleh manusia sejak 30.000 tahun
yang lalu terbukti dengan adanya peninggalan purba di Pulau ini. Contohnya
lokasi prasejarah zaman batu Lembah Besoa.
Nama Sulawesi konon berasal dari kata “Sula” yang berarti pulau dan “besi“.
Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil bessi (besi), sehingga tidaklah
mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung besi dan nikkel. Di
sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu yang merupakan salah satu kerajaan tertua
di Sulawesi. Wilayah Luwu merupakan penghasil besi. Bessi Luwu atau senjata
Luwu (keris atau kawali) sangat terkenal akan keampuhannya, bukan saja di
Sulawesi tetapi juga di luar Sulawesi. Dalam sejarah Majapahit, wilayah Luwu
merupakan pembayar upeti kerajaan, selain dikenal sebagai pemasok utama besi ke
Majapahit, Maluku dan lain-lain. Menurut catatan yang ada, sejak abad XIV Luwu
telah dikenal sebagai tempat peleburan besi.
Di Pulau Sulawesi ini juga pernah berdiri Kerajaan Gowa Tallo yang pernah
berada dipuncak kejayaan yang terpancar dari Sombaopu, ibukota Kerajaan Gowa ke
timur sampai ke selat Dobo, ke utara sampai ke Sulu, ke barat sampai ke Kutai
dan ke selatan melalui Sunda Kecil, diluar pulau Bali sampai ke Marege (bagian
utara Australia). Ini menunjukkan kekuasaan yang luas meliputi lebih dari 2/3
wilayah Nusantara.
Sampai saat ini Sulawesi sangat kaya akan bahan tambang meliputi besi, tembaga,
emas, perak, nikel, titanium, mangan semen, pasir besi/hitam, belerang, kaolin
dan bahan galian C seperti pasir, batu, krikil dan trass. Jika saja dikelola
dengan baik demi kemakmuran rakyat maka menjadi kayalah seluruh orang Sulawesi.
F. Maluku – Kepulauan rempah-rempah
Maluku memiliki nama asli “Jazirah al-Mulk” yang artinya kumpulan/semenanjung kerajaan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil. Maluku dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah. Orang Belanda menyebutnya sebagai ‘the three golden from the east’ (tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda dan Ambon. Sebelum kedatangan Belanda, penulis dan tabib Portugis, Tome Pirez menulis buku ‘Summa Oriental’ yang telah melukiskan tentang Ternate, Ambon dan Banda sebagai ‘the spices island’.
Pada masa lalu wilayah Maluku dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti cengkeh dan pala. Cengkeh adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi. Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore), yang dahulu dikenal oleh para penjelajah sebagai Spice Islands.
Kini sebenarnya Maluku bisa kembali berjaya dengan hasil pertaniannya jika
terus dikembangkan dengan baik. Maluku bisa kaya raya dengan hasil bumi dan
lautnya.
Papua adalah pulau terbesar kedua di dunia. Pada sekitar Tahun 200 M , ahli Geography bernama Ptolamy menyebutnya dengan nama LABADIOS. Pada akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua memberi nama TUNGKI, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama JANGGI. Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai PAPA-UA yang sudah berubah dalam sebutan menjadi PAPUA. Pada tahun 1545, Inigo Ortiz de Retes memberi nama NUEVA GUINEE dan ada pelaut lain yang memberi nama ISLA DEL ORO yang artinya Pulau Emas. Robin Osborne dalam bukunya, Indonesias Secret War: The Guerilla Struggle in Irian Jaya (1985), menjuluki provinsi paling timur Indonesia ini sebagai surga yang hilang.
Tidak diketahui apakah pada peradaban kuno sebelum masehi di Papua telah terdapat kerajaan. Bisa jadi zaman dahulu telah terdapat peradaban maju di Papua. Pada sebuah konferensi tentang lampu jalan dan lalulintas tahun 1963 di Pretoria (Afrika Selatan), C.S. Downey mengemukakan tentang sebuah pemukiman terisolir di tengah hutan lebat Pegunungan Wilhelmina (Peg. Trikora) di Bagian Barat New Guinea (Papua) yang memiliki sistem penerangan maju. Para pedagang yang dengan susah payah berhasil menembus masuk ke pemukiman ini menceritakan kengeriannya pada cahaya penerangan yang sangat terang benderang dari beberapa bulan yang ada di atas tiang-tiang di sana. Bola-bola lampu tersebut tampak secara aneh bersinar setelah matahari mulai terbenam dan terus menyala sepanjang malam setiap hari. Kita tidak tahu akan kebenaran kisah ini tapi jika benar itu merupakan hal yang luar biasa dan harus terus diselidiki.
Papua telah dikenal akan kekayaan alamnya sejak dulu. Pada abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, mengirimkan persembahan kepada kerajaan China. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa ekor burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua. Dengan armadanya yang kuat Sriwijaya mengunjungi Maluku dan Papua untuk memperdagangkan rempah – rempah, wangi – wangian, mutiara dan bulu burung Cenderawasih. Pada zaman Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Pada abad XVI Pantai Utara sampai Barat daerah Kepala Burung sampai Namatota ( Kab.Fak-fak ) disebelah Selatan, serta pulau – pulau disekitarnya menjadi daerah kekuasaan Sultan Tidore.
Tanah Papua sangat kaya. Tembaga dan Emas merupakan sumber daya alam yang sangat berlimpah yang terdapat di Papua. Papua terkenal dengan produksi emasnya yang terbesar di dunia dan berbagai tambang dan kekayaan alam yang begitu berlimpah. Papua juga disebut-sebut sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi. Papua merupakan surga keanekaragaman hayati yang tersisa di bumi saat ini. Pada tahun 2006 diberitakan suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan “dunia yang hilang”,dan “Taman Firdaus di bumi”, dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah. Jika dikelola dengan baik, orang Papua pun bisa lebih makmur dengan kekayan alam yang melimpah tersebut.
*****
Demikianlah sedikit tulisan mengenai pulau-pulau di Indonesia yang sangat kaya.
Dari tulisan tersebut sebenarnya Indonesia sudah dikenal sebagai bumi yang kaya
sejak zaman peradaban kuno. Kita belum tahu peradaban kuno apa yang sebenarnya
telah ada di Kepulauan Nusantara ini. Bisa jadi telah ada peradaban kuno dan
makmur di Nusantara ini yang tidak tercatat sejarah. Ilmuwan Brazil Prof. Dr.
Aryso Santos, menegaskan teori bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang
disebut Indonesia. Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris
Atlantis. Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi
matahari sepanjang waktu.
Menapa Nusantara ini dinamakan Indonesia?
ini cerita asal-usulnya:
ini cerita asal-usulnya:
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah
majalah ilmiah tahunan, “Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia”
(JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), orang
Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada
tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl
(1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di
dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:
Makna politis
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya :
Semoga manfaat...!!!
Tambah infone pakde...
BalasHapusArtikelnya bagus sekali.
BalasHapus